Jumat, 31 Agustus 2012

PROFIL MARGA TOBING

Copas tanpa izin dari: http://soalaise79.blogspot.com/2009/03/marga-tobing.html

KINI Marga Tobing itu unik. Marga dan boru Tobing merupakan marga yang fenomenal. Suatu marga yang diklaim dan diyakini sebagai marga yang diberkati Tuhan. Berbagai peristiwa di republik ini hingga di luar negeri telah dilakukan oleh pribadi-pribadi dari marga ini. Menelusuri peran dan aktivitas marga dan boru Tobing sungguh menarik. Sangat variatif sekali peran dan aktivitasnya. Melalui penelusuran dunia maya, lewat berbagai situs, mulut kita bakal terkagum-kagum. Tampaknya ciri khas dari marga ini terletak pada menonjolnya cara berpikir dan pelayanananya. Brain & service. Mengapa service? Sebab, ternyata yang menjadi hamba Tuhan berprofesi sebagai pendeta sangat tak terbilang jumlahnya. Kalau kita membuka Ancestry.com kita dapat membaca nama-nama keluarga Tobing yang tinggal di Inggris, dan Amerika.
Tapi, yang mengangetkan kita kebanyakan yang hijrah ke USA malah Tobing yang berasal dari Irlandia. Lha? Ini menunjukkan bahwa tradisi merantau sampai ke negeri orang sudah jadi tipikal Tobing. Jangan heran belakangan ada beberapa orang Jepang ikutan latah memakai marga Tobing. Nama yang pernah sangat terkenal dari marga ini yakni nama dr. Ferdinand Lumban Tobing, yang dicatat sebagai pahlawan nasional. Pernah menduduki berbagai jabatan penting di republik ini, seperti Manteri Penerangan Indonesia. Buku tentang Ferdinand L. Tobing malah lebih gampang dicari di perpustakaan nasional National Library of Australia (www.nla.gov.au).Yang paling menarik terdapat seorang boru Tobing yang mewakili negara Suriname. Dr. Irma Loemban Tobing-Klein (Suriname) menjabat Secretary-General United Nations Association of Suriname P.O. Box 1359 Paramaribo Suriname, telephone: +597 463 760, +597 455 500, +597490 778 Fax: +597 463 760, +697455 019, email: tobing@sr.net. Dalam sebuah Press Release disebutkan Irma Klein-Loemban Tobing, disebutkan the New Permanent Representative of Suriname to the United Nations, presented her credentials to Secretary-General Kofi Annan today. Mrs. Klein-Loemban Tobing began her career in 1958 with Suriname?s Ministry of Justice, where she headed divisions for the legal protection of children and rehabilitation of delinquents; served as barrister; and eventually became Chief of the Legal Department. From 1982 to 1988, she served as Chief of the Department of Juridical Affairs and Treaties of the Ministry of Foreign Affairs.Her diplomatic career began in September 1988 with her appointment as Counsellor at the Embassy of Suriname in the Netherlands, followed by her first assignment in June 1994 at the Permanent Mission of Suriname to the United Nations. Most recently, she became Ambassador-at-large at the Permanent Mission. Dalam politik luar negeri setelah Leonard Tobing menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Praha, tercatat nama Jacob Tobing yang menjadi Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan; yang oleh The Japan Times dan The Korea Times (www.times.hankokii.com) memuji-muji pemikiran Jacob Tobing untuk persoalan Korea Utara-Korea Selatan sebagai an Indonesian official. "They agreed to resume the inter-Korean dialogue . . . and they agreed to exchange views over the six-party talks," said Jacob Tobing, Indonesia's ambassador to South Korea. Tobing was at the conference with the South Korean delegation. Selain itu tercatat nama Artauli RM Panggabean Tobing, yang tercatat sebagai duta besar Indonesia untuk Vietnam (Indonesian Ambassador to Vietnam); dan Dewi Gustina Tobing (?) sebagai First Secretary KBRI Buonos Aires, juga tercatat marga Tobing yang menjadi staf lokal KBRI di Tokyo. Juga tercatat nama Martamba Tobing (Konsul Indonesia dari Hamburg). Banyak marga Tobing yang menonjol di bidang akademis. Baik yang menjadi guru besar di dalam negeri bahkan yang menjadi asisten bahkan professor di berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Diantaranya terdapat nama: Prof. Ir. MPL Tobing (Rektor US XII); Ir. Erina Herawaty Christiana Tobing, MSc; Dr. Ekayani Tobing (UI); Fatimah Tobing Rony, Ph.D (Assistant Professor, Ph.D. Yale University); Dr. Wilson R. LTobing, Ak (Perbanas) dan Huala Adolf Tobing, Ph.D (UNPAD); Bonggas L. Tobing (dosen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara). Dalam penyelenggaraan training di dalam negeri kita mengenal Viktor Tobing, MBA (Viatama Training). Selain itu di luar negeri terdapat nama Dr. med. Sotar Hondur Lumban Tobing Facharzt f?r Allgemeinmedizin, Badearzt; Detmolder Str. 5; 32545 Bad Oeynhausen Innenstadt; Telefon: 0 57 31 / 2 12 47; Fax:05731/21248.Dr.Anne Lumban Tobing Diese kleine Vortr (ahli ilmu politik di Jerman); dan tercatat beberapa marga Tobing yang aktif sebagai akademisi dan telah menjadi warga negara Australia. Di Indonesian Institute terdapat nama Elwin Tobing is a Ph.D. candidate in Economics at the University of Iowa, U.S. He worked for years as a research analyst in Jakarta, Boston Financial Data Services and American International Group (AIG) both in Boston, Massachusetts. He did internship at Arthur D. Little, a multinational consulting company, and Harvard Business School both in Cambridge, Massachusetts. Currently he writing his dissertation and teaching Statistics at Henry Tippie College of Business, the University of Iowa. He is also writing a book Indonesia's Agenda: Building a Value-based Nation to be published soon.Fatimah Tobing Rony dalam sebuah tulisan Women Make Movies disebut sebagai a filmmaker, writer, and educator. Dalam Women Make Movies dia dipuji-puji atas karyanya. She received her MFA in Film (Directing/Production) from UCLA and her PhD in the History of Art from Yale UniversityDalam bidang media massa (jurnalistik) tercatat nama Sumita Tobing, Ph.D (mantan Dirut TV RI) Jurnalis dan Broadcaster Sejati; Maruli Tobing (wartawan Kompas); Paul Tobing (Mantan wartawan Suara Pembaruan). Terdapat nama Hermanto Tobing sebagai fotografer yang karya-karyanya dimuat di www.Guardian.co.uk. Dalam bidang seni pasca Gordon Tobing muncul nama Sandro Tobing, Jelly Tobing (drum); Joy Tobing (juara Idonesian Idol I); Jelita Tobing (AFI); Lulu Tobing (artis), dll. Di dunia kedokteran khususnya seksologi tercatat nama Dr. Naek L. Tobing dan Dohar Tobing MD. Dohar Tobing; Dept. Orthopaedic Surgery, Jakarta Pusat 10430, Orthopedic Surgeon, Tel: 62-21-3929655. Yang berprofesi sebagai polisi tercatat nama Posma Tobing, Drs Erwin TPL Tobing, AKP L.Tobing, SH (Kapolsek Legok); AKBP Adi Karia Tobing (Kapolres HSU, Banjarmasin Kalimantan); di Angkatan Udara Kolonel Tek Lambok L Tobing (mantan Aslog Kas Koopsau I); Letkol Victor Tobing (Dandim 1701/Jayapura). Di dunia usaha/swasta terdapat nama Bing Tobing, Presiden Direktur PT International Nickel Indonesia Tbk; Drs. Simon Tobing, MBA (Farmasi); Elias L. Tobing, pengusaha garment; Renata Tobing Vice President HSBC; dan Juliandus Tobing. (Director BES, Gedung Bakrie), Hayatinufus A.L.Tobing seorang pakar dunia boga. Hayatinufus A.L.Tobing atau lebih akrab disapa ibu Tobing telah berkecimpung di dunia boga selama lebih dari 30 tahun. Setelah sekian tahun menjadi pengajar di berbagai sekolah kejuruan dan SMA, jurusan boga, pada tahun 1977 ia kemudian beralih ke dunia media massa, mengasuh rubrik seni masak-memasak di sebuah majalah terkemuka di Indonesia dan menjadi koordinator dapur uji coba di majalah tersebut. Setelah menjalani masa pensiun, ia melanjutkan profesinya sebagai penulis buku masak. Bersama beberapa teman yang memiliki minat sama, mereka tergabung dalam kelompok pengarang buku masak yang cukup terkenal dan karya mereka merupakan best seller di Indonesia, bahkan diminati di luar negeri. Ada juga dua orang marga Tobing yang sedang/pernah menjabat sebagai Bupati yakni Torang Tobing (Tapanuli Utara) dan Tuani Tobing, M.Si (mantan Bupati Tapanuli Tengah). Dalam profesi pajak dan hokum tercatat berbagai nama yang tak tersebut. *** (hga)


Berbicara Definisi Kesuksesan

Sungguh membanggakan prestasi dan prestise dari marga/boru Tobing baik di kancah internasional maupun nasional. Sungguh ironis dan bertolak belakang dengan keadaan real marga/boru Tobing yang masih ada di kampung halaman (bona pasogit) yang masih jauh dari kesan maju dan modern dari segi ekonomi, pendidikan dan status sosial seperti layaknya marga/boru Tobing yang dibahas dalam blog ini. Sudahkah kita memberikan "sesuatu" buat kampung halaman kita? saya rasa tidak semua orang dan kalangan yang mengenal Kota Tarutung sebagai kota asal dari marga/boru Tobing, karena kalau mereka tahu tentu akan menjadi sebuah pertanyaan besar. Tarutung sebagai kota kelahiran keturunan marga/boru Tobing tidak lebih hanya sebagai monumen tempat berjajarnya tugu (tambak) dan pemakaman kala marga/boru Tobing tersebut kembali kepada Sang Penciptanya (Debata). Terkadang hanya sebagai tempat ajang pesta marga semata yang mengumbar segala harta dan latar belakang masing-masing di saat ini tanpa pernah memperdulikan sisi kemanusiaan dan kesenjangan sosial yang tepat berada di hadapannya. Sungguh ironis rasanya. Apakah marga/boru Tobing di kampung (bona pasogit) kaum pemalas?? itu saja alasan yang dilontarkan sebagian pihak yang tidak pernah melihat secara mendalam fakta yang ada di lapangan. Jujur sajalah pihak itu memang tidak mau membantu, jangankan keluarganya apalagi marga/boru Tobing yang masih keturunan jauh. tulisan ini mungkin tidak berarti bagi orang yang bodoh, tapi akan teramat penting dan berguna bagi orang yang pintar. Penulis sangat kagum menjadi orang Batak sekaligus bermarga Tobing tetapi sering bertanya," apa yang sudah saya berikan? . Selamat kepada marga/boru Tobing yang sudah berhasil dari semua segi sendi kehidupan dan bagi marga/boru Tobing yang belum menjadi apa-apa dan tidak akan pernah menjadi apa-apa....maafkan aku yang belum bisa memberikan apa-apa.
Semoga Tuhan memberkati kita semua..amin...

3 komentar:

  1. Pas do bah-mantab lah.smoga tobing 2 yg baca nantinya berkontribusi sdikid- banyak untuk mrga kita ini nanti bah.

    BalasHapus
  2. Mantab... boleh ya, tambah info sedikit: Jakob S.H.L. Tobing, Drs., MPA., alumni STAN-LAN, Harvard University, mantan Ketua PPI (sekarang KPU), mantan Duta Besar Berkuasa Penuh R.I. ke Korea Selatan (di appresiasi oleh The Japan Times dan The Korean Times atas pemikirannya dalam penyelesaian persoalan Korut dan Korsel), saat ini PhD. Candidate dari Leiden University dan aktif sebagai President dari Leimena Institute (Generasi ke 15).

    BalasHapus