Sebenarnya tulisan ini sudah jadi draft sejak 17 Agustus 2013 lalu, namun karena belum selesai dan baru sempat menyelesaikannya barulah tulisan ini aku publikasikan.
17 Agustus 2013 tepat 68 tahun sudah usia kemerdekaan Indonesia. Jika manusia, Indonesia tentunya sudah berumur dan sangat dewasa. Tentunya sudah ada hasil luar biasa yang harusnya sudah diperoleh. Jangan lagi bilang, Amerika pantas bisa maju, merdeka sudah ratusan tahun lalu, sedang kita? Jadi Singapura? Atau sebut saja Malaysia? Atau China? Inilah pikiran singkatku untuk memperingati 68 tahun kemerdekaan Indonesia.
Pertama sekali kita harus bersyukur karena sudah merdeka dari penjajahan langsung bangsa asing. Juga bersyukur atas karunia yang dilimpahkan Tuhan yang Maha Esa atas Indonesia. Tanah yang subur, laut yang luas, pulau-pulau yang indah, iklim yang baik, dan semua karunia lainnya yang luar biasa. Terus semuanya ini mau diapakan agar kita bisa sejahtera?
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 13.487 pulau. Saking banyaknya, sampai-sampai banyak yang tak bernama. Waktu sekolah dulu, tentunya kita belajar banyak tentang Indonesia. Indonesia disebut zamrud khatulistiwa karena jika dilihat dari ketinggian, Indonesia seperti batu zamrud yang terbentang di garis khatulistiwa. Posisi Indonesia juga sangat strategis, berada di antara dua samudera dan dua benua sehingga menjadi lalu lintas laut yang sangat padat. Sayangnya tetangga Singapura yang kebagian rezeki (tak apalah, hitung-hitung bagi rezeki).
Memang tidak gampang mengurus negara segini besar dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi toh sudah ada contoh Amerika Serikat sebagai negara peringkat 3 jumlah penduduk terbesar di dunia yang penduduknya bisa dikategorikan sejahtera. Berikutnya ada contoh China di peringkat pertama negara terbesar penduduknya di dunia yang sedang naik-naiknya. India juga sedang melangkah ke sana.
Tapi kita berbeda. Kita sungguh kaya raya. Kaya sumber daya alam (SDA) dan juga banyak sumber daya manusia (SDM). Bagaimana agar setiap penduduk bisa menikmati kekayaan Indonesia itu sehingga dapat berkata bangga sebagai penduduk Indonesia yang sejahtera?
Penduduk Indonesia yang besar ini tentunya mengikuti pemimpinnya. Jadi tugas pemimpinlah yang menetapkan arah dan tujuan mereka. Pastinya bukan arah dan tujuan setiap individu. Tapi arah dan tujuan sekelompok individu mulai dari tingkatan desa/kelurahan yang dipimpin oleh pemimpin yang bernama Kepala Desa/Lurah, kecamatan yang dipimpin oleh Camat, kabupaten/kota yang dipimpin oleh Bupati/Walikota, provinsi yang dipimpin oleh Gubernur, hingga kelompok besar bernama negara yang dipimpin oleh Presiden. Setiap kepala desa dan lurah tentunya tahu apa potensi di tempatnya dan mengarahkan penduduk di sana untuk mengoptimalkan potensi yang ada sehingga menjadi sumber kesejahteraan bagi penduduknya.
Tentunya setiap daerah berbeda-beda arah dan tujuannya. Tapi jika dipandang secara nasional, Indonesia adalah negara kepulauan, sehingga arah dan tujuan dapat disesuaikan dengan prinsip negara kepulauan. Indonesia adalah negara agraria, dengan berkat dari Tuhan setiap saat dapat bertani dan tanah yang subur. Kalaupun ada beberapa tempat yang kurang subur, pastilah ada cara lain yang unik untuk tempat tersebut. Indonesia punya laut yang luas. Banyak potensi yang ada di laut. Sumber pangan juga ada di laut. Tambang juga ada di laut. Semua bisa sejahtera dari laut.
Satu lagi yang tidak bisa dipandang sebelah mata adalah pariwisata. Apa yang tidak menjual dari tanah air Indonesia untuk pariwisata, juga kekayaan budayanya? Pariwisata adalah potensi yang sangat luar biasa. Untuk dalam negeri saja, jumlah penduduk besar adalah potensi besar untuk wisatawan domestik. Ditambah dari wisatawan mancanegara, sungguh jumlah yang sangat besar. Bukan hanya Pulau Bali saja yang pantas dijadikan daerah pariwisata. Semua daerah kita pantas dijadikan daerah pariwisata. Namun begitu sedihnya hanya 8 jutaan wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia tahun 2012 sedangkan kunjungan wisatawan Indonesia ke luar negeri di tahun yang sama jumlahnya 8 jutaan juga. Negara tetangga ASEAN Malaysia saja dikunjungi 25 juta wisatawan asing tahun 2012.
Dengan tulisan ini aku mengajak untuk pemerintah dan segenap rakyat Indonesia untuk fokus serius menggarap pariwisata. Tahun 2015 adalah tahun dimulainya Komunitas ASEAN. Terjadinya pasar bebas di negara-negara ASEAN. Seharusnya sudah dipersiapkan dengan matang, salah satunya dalam bidang pariwisata. Hendaklah pemerintah mendidik daerah-daerah pariwisata dalam memberikan pelayanan terbaik dalam bidang pariwisata. Hendaklah infrastruktur diperbaiki. Sistem promosi ditingkatkan. Selebihnya yang ada adalah ciptaan Tuhan Semesta Alam. Kita tidak perlu repot-repot seperti negara tetangga Singapura dan Malaysia dalam mempromosikan pariwisata yang kata mertuaku hanya mengandalkan bangunan ciptaan manusia, hehehe... Didik masyarakatnya agar sadar pariwisata dan benahi infrastrukturnya ditambah promosi pariwisata, kombinasi ini sudah menjadi resep jitu menaikkan daya saing pariwisata kita.
Semakin cukup bahkan baik kesejahteraan seseorang, pariwisata akan menjadi kebutuhannya. Apakah bukan sungguh pasar yang besar, penduduk Indonesia ditambah penduduk ASEAN bahkan penduduk dunia? Dunia tidak bisa lagi memandang sebelah mata ASEAN. Sungguh potensi pasar yang luar biasa.
Seperti kata Ahok, tidaklah dibutuhkan orang-orang yang pintar merangkai program untuk memajukan Indonesia ini. Hanya dibutuhkan orang yang mau. Sekarang apakah kita MAU MAJU?
Salam Indonesia Raya!! Dirgahayu Indonesiaku!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar