Senin, 18 November 2013 lalu, aku dan istri mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok. Kali ini mencoba menuju ke penginapan di Soi Rambuttri dengan naik bus umum. Kami keluar dari bandara dari pintu kecil dengan petunjuk arah bus untuk menuju halte bus yang ada di pinggir jalan raya. Kami naik bus 59.
Trayek bus umum yang lewat dari depan Bandara Don Mueang |
Besok dan lusanya kami menggunakan bus umum dan jalan menuju Democracy Monument masih ditutup. Acara yang belum teridentifikasi itu belum selesai. Gara-gara ditutup, kami harus jalan lebih jauh untuk menuju penginapan. Demi penghematan dan mencoba menikmati layanan bus umum di Bangkok.
Dalam perjalanan menuju bandara untuk kembali ke tanah air, kutanyakan kepada supir taksi apa yang terjadi. Jawaban yang samar-samar yang kudapatkan, pastinya dikarenakan kendala bahasa Inggris di antara kami. Yang paling kutangkap adalah dia tidak menyukai Perdana Menteri (PM) mereka sekarang ini, Yingluck Shinawatra, yang merupakan adik bungsu dari Thaksin Shinawatra karena korup. Kutanya apakah keramaian yang terjadi karena kampanye untuk pemilu. Dia tidak mengerti maksudku. Ya sudahlah. Oh ya, out of topic, dari kawasan Khaosan ke Bandara Don Mueang lebih murah menggunakan taksi argo dan dari awal katakan tidak mau lewat tol (no highway). Kalau supirnya tidak mau, ya belum rezeki. Jangan lupa kasih jeda waktu yang banyak ya, mana tahu ada macet yang parah.
Kami pun tiba di tanah air dengan selamat. Pesawat AirAsia yang kami tumpangi mendarat mulus di Kualanamu International Airport. Thanks God.
Nah, setelah menonton berita di tv kemarin, barulah kami tahu apa yang terjadi di Democracy Monument. Ternyata aksi penolakan yang dilakukan massa anti-pemerintah yang kerap disebut kelompok Kaos Kuning terhadap RUU Amnesti yang memberi peluang kepada mantan PM Thaksin Shinawatra untuk diampuni dan kembali ke Thailand. Keadaan semakin memanas. Massa juga memaksa agar PM Yingluck mundur. Semakin tertekan, PM memberlakukan jam malam. Apakah akan muncul massa Kaos Merah yang identik dengan pendukung pemerintahan sehingga kembali lagi terjadi drama Kaos Merah vs Kaos Kuning? Semoga tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar