Senin, 10 Maret 2014

Bulutangkis, Olahraga Kebanggaan Indonesia

Seru sekali menonton pertandingan final ganda putra All England yang disiarkan tadi malam (9/3) di NET. Bulutangkis kembali membanggakan Indonesia. Indonesia menyudahi puasa gelar ganda putra di All England sejak 2003. Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil menaklukkan ganda Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dengan skor 21-19 dan 21-19. Ini menjadi gelar pertama mereka di kejuaraan bulu tangkis tertua dan paling prestisius di dunia ini.

Selain cerita sukses Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, ganda campuran Indonesia Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad juga sukses mencetak hattrick di All England setelah mengalahkan pasangan China Nan Zhang/Yunlei Zhao dua set langsung 21-13 dan 21-17 di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris. Sayang sukses 2 ganda Indonesia ini tidak diikuti oleh kesuksesan tunggal dan ganda putri Indonesia.

Bulutangkis, olahraga yang dahulu sangat membanggakan Indonesia beberapa tahun belakangan ini disorot. Syukurlah sekarang sudah menampakkan hasil yang lebih baik. Aku bukanlah pengamat olahraga, apalagi bulutangkis. Tapi bagiku olahraga kita salah asuhan. Cabang olahraga berprestasi harusnya lebih dioptimalkan pembinaannya.

Apa sebenarnya tujuan perlu dibinanya olahraga berprestasi? Menurutku tujuan akhirnya adalah untuk nama bangsa di mata internasional. Olimpiade adalah salah satu yang utama. Biar dunia tahu adanya negara kepulauan bernama Indonesia yang tentunya akan berguna dalam diplomasi kita di kancah internasional. Olahraga adalah salah satu "senjata" negara di mata internasional. Lihatlah bagaimana dominasi Amerika Serikat di Olimpiade yang sekarang sudah dibayang-bayangi China. Lagipula prestasi di bidang olahraga juga mewakili bagaimana produktivitas manusia suatu negara, seperti kata ungkapan: "di balik tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat".

Lalu bagaimana prestasi olahraga kita di dunia? Aku sendiri kurang tahu persis karena tidak mengikuti. Tapi untuk multievent dan event kelas dunia, tidak ada peningkatan malah cenderung menurun. Ingat bagaimana untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya berkumandang di Olimpiade Barcelona 1992 setelah Susi Susanti berhasil merebut emas bulutangkis tunggal putri yang diikuti oleh Alan Budikusuma untuk emas tunggal putra? Kebanggaan bangsa Indonesia yang luar biasa.

Harusnya kita sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 dunia memiliki prestasi olahraga yang lumayan. Paling tidak di Asia Tenggara menjadi pemimpin. Masakan dari segitu besar populasi tidak bisa ditemukan atlet-atlet olahraga yang berprestasi? Atau kalaupun tidak bisa ditemukan, ya harus dihasilkan. Padahal Pekan Olahraga Nasional (PON) rutin diadakan. Di semua sekolah ada pelajaran olahraga. Setiap cabang olahraga punya induk organisasi yang memiliki kepengurusan yang bekerja. Indonesia juga punya menteri khusus yang mengurus olahraga di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Harusnya ada hasil. Paling tidak dari olahraga yang berpotensi besar menghasilkan prestasi seperti bulutangkis. Juga cabang olahraga yang berprospek seperti angkat besi, wushu, dan perahu naga.

Memang semua olahraga harus dibina dan tidak boleh ada yang dianaktirikan. Tapi tetaplah harus ada fokus karena menyangkut anggaran. Cabang olahraga berprestasi dan yang berprospek prestasi harus diperhatikan dan dibina secara fokus. Juga fokus di cabang olahraga atletik yang memperebutkan medali paling banyak di hampir setiap ajang multievent seperti Olimpiade, Asian Games dan SEA Games.

Besar harapan Indonesia kembali berjaya di pentas olahraga internasional. Tugas berat bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga juga Dinas Pemuda dan Olahraga yang ada di setiap provinsi, kabupaten, dan kota. Semoga tekad untuk mengharumkan nama bangsa menjadi motivasinya. Dan selamat untuk pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar